Senin, 24 Mei 2010

wisuda

...jika hidup adalah pelajaran, aku belajar dari mereka yang berjalan di depanku. Mereka sang pejuang yang dengan susah payah memeras keringatnya, hanya untuk menggenggam map wisuda anaknya hari ini. Hanya untuk berfoto di depan almamater Universitas anaknya, hanya untuk melihat anaknya naik ke podium.
Sungguh terhormat sekali mereka sang Ibu dan Ayah, bagaikan air yang mengalir penuh dengan keikhlasan.
Harapan, tumpuan, dan segala asa tercurah besar pada sang sarjana, mereka tak peduli dengan apa yang mereka makan, kemarin, hari ini, atau untuk esok hari. Mereka hanya ingin melihat anaknya memakai jubah besar bernama toga, di hari yang tidak akan pernah terulang.
Tak sadarkah kalian ketika malamnya, ada beribu tetesan air mata kebahagiaan yang keluar, hanya karena mendengar anaknya lulus dan mendapat gelar Sarjana??
Mereka yang renta itu, yang berjalan tertatih menarik nafas panjang, dalam peluh hatinya...." Tak sia - sia perjuanganku!!"
Tak sadarkah kalian betapa sibuknya mereka mempersiapkan baju jagoan mereka, untuk hati itu?, hari dimana kalian dipanggil sarjana.
di setrika, di gantung, di kasih pewangi yang paling wangi, di pandang berkali - kali, dan berimajinasi. "Betapa serasinya baju itu jika di sandingkan dengan Toga kalian...Betapa indahnya baju itu di dalam sebuah frame foto, sebagai kenangan??"
Lihatlah kawan hari ini aku melihat rona - rona kebahagiaan di wajahnya yang mulai keriput, di wajahnya yang kusam, karena tempaan sang ultra violet yang tidak tahu diri. Memanggang mereka ketika di sawah, di kebun, di tambak, di laut, di proyek, di jalan - jalan, di mobil, di motor atau dimana saja di tugasnya untuk hidup kalian.
Betapa senangnya mereka, keluarga besarnya, kakaknya, adiknya, keponakannya, saudara - saudara jauhnya, bahkan ketua RT - nya di beri tahu tentang kabar ini.

" Anakku besok wisuda...."
" Anakku besok sarjana...."

Minggu, 23 Mei 2010

friend


...hhuuuhhh...kalian pasti tahu betapa capeknya ketika pulang sekolah..kalian juga pasti sadar betapa laparnya setelah sampai di rumah...tapi apakah kalian sadar ada apa aja ketika di perjalanan?? ini kisahku di jalan raya yang begitu padat, yang tidak memberikan kesempatan buat kita untuk melaju lebih cepat, lampu merah, macet, ban kempes, busi kotor atau bahkan hanya diam bentar buat lihat sesuatu yang seru...seperti cewek seksi anak sekolah lain. mmmmmmmmmmmmmmmmmmhhhhhhhhhhhhhhhh...mantap...seru bukan?? seperti yang telah aku bahas sebelumnya.

STM mayoritas laki - laki semua, makanya ketika lihat sesuatu yang agak berat untuk di lewatkan seperti cewe cantik misalnya..,.apapun dilakukan termasuk harus berhenti memarkir motor di pinggir jalan..
sehingga
"....TTTTUUUUUUUUUUUUUUUUTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT..."
kendaraan di belakang kita langsung berbunyi klaksonnya...wkwkwkwkw...

Jalanan memang banyak cerita. Ade Ivan Ramadhan adalah saksi kebengisan jalan raya...betapa tidak, di sini, di aspal yang hitam ini, kami berdua melaju bak pesiar di laut lepas, bergaya, berjingkrak jingkrak, becanda, dan tertawa atau bahkan meringis melihat tabrakan kendaraan lain.

Tetapi kami menikmatinya...sebuah pengalaman yang luar biasa, jalan adalah denyut nadiku, karena memang satu jam lebih waktu kami habis di jalan raya.
kalau di samudera ada Nahkoda, di pesawat terbang ada Pilot, di jalanan ada aku dan "cabul" (begitu aku memanggil Ade Ivan...), sang pelawak jalanan yang buat perutku hilang rasa laparnya ketika sampai di rumah...

...."dunia ini semakin panas bagai air mengalir deras"....

lirik dari lagu Cucu Cahyati ini, membuat aku sadar betapa banyak moment penting yang kami ciptakan di jalanan. keep contact my friend...

...aku dan bintang - bintangku


dulu ketika aku yakin bahwa tak ada seorang pun di dunia ini yang mau menjadi seorang sahabat sejati, aku di kejutkan oleh keadaan. Dimana setiap individu dalam kehidupanku memberiku suatu peluang yang membuat aku yakin bahwa aku tidak sendiri.
tidak kemarin, saat ini, besok ataupun nanti...i never alone. emmmhhhh...kawan saat aku duduk di bangku sekolah menengah pertama, aku rasa aku bukan siapa-siapa aku bukan sesuatu yang diunggulkan karena aku pun tidak mau, aku plat - biasa saja.
sampai akhirnya aku lulus dan meneruskan sekolahku ke jenjang yang lebih tinggi, disinilah di tempat yang terlalu basah untuk di isi air mata, di tempat yang terlalu sempit untuk di isi penyesalan aku tahu bahwa aku tidak pernah sendiri, tidak kawan aku tidak sendiri.
Sekolah Tekhnik Mesin, atau sering di singkat STM. Kota kecilku Tasikmalaya, dulu hanya memiliki satu sekolah tekhnik negeri, aku bangga bisa menjadi bagian STM. Aku kagum pada diriku yang rapuh ini, percaya diriku meningkat, ketekunanku, keuletanku, kedewasaanku, keberanianku, bahkan rasa empatiku tinggi. STM benar-benar memupuk jiwa-jiwa mandiri yang tidak memikirkan diri sendiri tentunya. Kawan di STM persahabatan di nomer satukan, kenapa? karena dulu STM ku ini 90% siswanya adalah laki-laki, maka jangan heran kalo d STM ini tak ada bau farfum tiap pagi-pagi ketika upacara bendera.
tak percaya?, silahkan kalian coba.
aku tidak akan pernah lupa akan nama besar yang pernah aku sandang sebagai bagian dari STM, aku tempel dikaca jendela rumahku, aku tempel di body motorku, di map kuliahku, di ranjang kamarku, di setiap sudut bagian rumahku yang mungkin orang lain lihat. " KELUARGA BESAR SMK NEGERI 2 KOTA TASIKMALAYA ", begitu bunyi stiker yang aku tempel. emmmmmmmmmmmmmmmmhhhhhhhhhhhhhhhh....bangganya aku!!!